Dompu – metrodompu.com, Stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama, sehingga mengakibatkan gangguan pertumbuhan pada anak yakni tinggi badan anak lebih rendah atau pendek (kerdil) dari standar usianya.
Pemerintah Kabupaten Dompu melalui Dinas Kesehatan, dan Bappeda Litbang menggelar acara Rembuk Stunting bersama Instansi terkait, Camat dan Kepala Desa serta organisasi lainnya bertempat di Aula Pendopo Dompu, pada Kamis, 25 Maret 2021.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Dompu, Hj. Iris Juwita, K, S. Km, M. Kes, mengatakan “Tujuan dilaksanakan Rembuk Stunting yaitu Stunting merupakan persoalan yang sangat penting yang harus ditangani secara serius, diantaranya 8 aksi integrasi penurunan dan pencegahan Stunting yang merupakan instrumen yang dibentuk pemerintah pusat dengan tujuan untuk memperdalam dan memperluas pelaksanaan intervensi sensitif dan spesifik daripada stunting”.
Dalam lanjutannya, Hj. Iris Juwita K, mengemukakan ” Hanya 30 persen yang bisa dilakukan Dinas Kesehatan dalam penanganan Stunting, sementara 70 persen harus ada kerjasama dengan semua elemen, termasuk dengan 17 OPD terkait, Camat, Kepala Desa, termasuk Baznas Kabupaten Dompu yang selama ini membantu dalam hal penanganan Stunting, tambah Hj. Iris.
Selain itu, Pola penanganan Stunting di Kabupaten Dompu dari tahun ke tahun semakin membaik, karena kasus Stunting angkanya semakin menurun dan diharapkan tahun 2021 ini semakin menurun dan bahkan diharapkan Kabupaten Dompu Zero Stunting pada tahun – tahun berikutnya”, harapnya.
Sementara Wakil Bupati Dompu, H. Syahrul Parsan, ST MT, dalam sambutannya mengatakan “Stunting merupakan pertumbuhan badan dan otak anak lebih pendek dari usianya karena kekurangan gizi, oleh karena itu harus ditangani dengan baik, untuk itu sebagai pemerintah daerah, saya mendukung dan mengapresiasi pelaksanaan rembuk Stunting dengan harapan dapat menemukan keputusan untuk menangani Stunting di kabupaten Dompu sehingga gizi ibu dan anak dapat teratasi dan menjadi generasi yang sehat”.
Kepala Bappeda dan Litbang Kabupaten Dompu, selaku koordinator leading sektor, Muhammad Syahroni, SP, MM, mendukung penuh penanganan Stunting di Kabupaten Dompu. “Penanganan Stunting merupakan program skala nasional yang harus ditangani secara serius, Bappeda mengkoordinir OPD lintas sektoral, tujuan dilaksanakan Rembuk Stunting hari ini yaitu ” Pertama, apa dan bagaimana kaitan dengan Stunting di tahun berjalan dan yang kedua ingin mengetahui komitmen kaitan dengan pelaksanaan kegiatan Stunting di tahun berikutnya”, kedua poin itu yang merupakan inti rembuk Stunting hari ini, paparnya.
Sementara Kepala DPPKB kabupaten Dompu, Gatot Gunawan, S. Km, MM. Kes, mengatakan “Dalam penanganan Stunting ada dua pendekatan, yaitu pendekatan spesifik dan pendekatan secara sensitif. Spesifik ada di ranah kesehatan 30 persen, sedangkan70 persen pendekatan sensitif, ranah DPPKB yaitu menggalakkan program Keluarga Berencana (KB), mengajak Pasangan Usia Subur (PUS) untuk ber KB, menjaga jarak kelahiran minimal 3 tahun, di lapangan juga ada program Bina keluarga Balita, berintegrasi dengan PAUD dan Posyandu, serta memberikan edukasi kepada ibu balita yaitu dengan seribu HPK (Hari Pertama Kehidupan) dan program Buku KIT Stunting untuk remaja yang akan menikah, dengan memberikan edukasi kepada calon pengantin bekerjasama dengan Kantor Urusan Agama Kecamatan (KUA), jelasnya.
Rembuk Stunting tersebut juga dihadiri ketua DPRD, organisasi wanita (GOW) dan organisasi lain yang mendukung program Stunting. (YIDP)